Pelatih Leicester City, Craig Shakespeare, merasa bahwa karakter dalam skuadnya merupakan faktor penentu dalam meraih poin di Huddersfield Town, hari Sabtu lalu.

Pelatih Foxes ini mengaku bahwa terlalu banyak pemainnya yang ‘tidak sinkron’ saat seri 1-1 di Stadion John Smith’s, tapi dia hargai mereka untuk berjuang dan meraih bagian poin mereka.

Leicester telah melewati beberapa laga pembukaan yang berat, saat bertandang ke Arsenal dan Manchester United, juga saat menjamu Chelsea, dan puas telah meraih empat poin dari lima laga.

Diakui Shakespeare dirinya akan menerima saja satu poin di half-time, melihat cara Huddersfield bermain, dan dia senang dengan tanggapan pemainnya setelah Laurent Depoitre mencetak gol untuk tim tuan rumah, beberapa saat saja setelah babak kedua dimulai.

“Saya rasa itu poin yang bagus. Saya bilang ke para pemain kalau mereka menawarkan kami satu poin di half-time, pasti akan kami terima,” ujar pelatih Leicester tersebut.

“Kalah satu gol pas sesudah half-time itu mengecewakan, dan kami harus menunjukkan karakter kuat kami. Mencetak gol segera sesudahnya itu penting, tapi di babak pertama kami tidak mendominasi laga.”

Andy King melesatkan gol penalti bagi Foxes, setelah dia disandung dari belakang oleh Chris Lowe, tiga menit saja setelah gol pembukaan Huddersfield, dan tendangan penalti Jamie Vardy tidak gagal masuk gawang.

Elias Kachunga membuat gol kedua untuk tim tuan rumah, yang dianulir karena offside, sementara Leicester merasa Jon Moss mungkin akan memberikan mereka penalti kedua, menyusul tantangan Mathias Jorgensen terhadap Demarai di bagian akhir laga, tapi secara menyeluruh, Shakespeare puas dengan satu poinnya.

“Ada beberapa pemain kami yang tidak sinkron hari ini, tapi pada akhirnya kami harus puas dengan satu poin,” tambahnya.

Odds Leicester 3,75 untuk menang di laga kandang liga berikutnya, melawan Liverpool. Odds Reds 2,00, sedangkan odds hasil seri 3,50.