Swansea City telah memberhentikan pelatih, Bob Bradley, setelah ia mengambil selama 11 laga saja di klub asal Wales ini.
Pelatih berusia 58 tahun ini menjadi pelatih asal Amerika pertama di Liga Premier, saat dia menggantikan Francesco Guidolin, yang meninggalkan Stadion Liberty pada tanggal 3 Oktober lalu.
Dia meraih 8 poin dan berhasil menang dua kali saja, selama masa jabatannya, dan dia keluar saat timnya menempati peringkat ke-19 di klasemen Liga Premier.
Swans menyepak 29 gol dalam 11 laga di bawah naungan Bradley, dan kekalahan kandang 4-1 dari West Ham, pada Boxing Day, merupakan laga terakhirnya.
Bradley mengaku bahwa kesengitan sepakbola papan atas bisa ‘kejam’, tapi dia bersikeras bahwa dirinya tahu betul apa yang perlu dilakukan.
“Saya tahu pasti apa yang perlu saya lakukan ketika datang ke Swansea, dan saya sadari bahwa bagian tersulitnya adalah meraih poin dalam jangka pendek,” kata Bradley.
“Tapi saya yakin pada diri sendiri, dan saya yakin akan usaha untuk sukses. Itu yang selalu saya katakan ke para pemain saya. Sepakbola bisa kejam dan untuk mendapatkan kesempatan, kita harus kuat. Saya doakan kesuksesan Swansea dan menanti tantangan saya yang selanjutnya.”
Swansea imbang 12 poin dengan tim ranking terbawah, Hull, tapi mereka 4 poin dari titik aman, dan mereka akan menjamu Bournemouth tanggal 31 Desember nanti.
Kabarnya para pialang kekuasaan di klub mempertimbangkan Ryan Giggs, mantan asisten pelatih Manchester United, sebagai kandidat untuk penerus Bradley.
Ketua dewan Swansea, Huw Jenkins, merasa klub perlu menciptakan peluang sebelum mereka semakin terjerumus di zona degradasi.
“Kami menyesal atas kehilangan Bob setelah waktu yang singkat,” kata Jenkins dalam suatu pernyataan. “Sayangnya segalanya tak berjalan sesuai rencana, dan kami rasa kami harus membuat perubahan ini, karena kita sudah di pertengahan musim Liga Premier.”
Odds Swansea 2,88 untuk mengalahkan Bournemouth hari Sabtu mendatang, sementara odds mereka 1,53 untuk terdegradasi musim ini.